Kisah Anna prilla memasang water purifier sumbangan YBG
Alat Water purifier (WP) sumbangan Yayasan Bhakti Ganesha ada 5 buah dan dipasang 4 buah di Bantul dan 1 di Klaten. Berikut sekelumit kisah Anna prilla yang terjung langsung memasang alat-alat tersebut :
"Akhirnya sampai juga aku Bantul DIY, 5 unit WP (water purifier) milik YBG sampai dari Bandung Sabtu 3 Jun 06. Aku & Sandy mahasiswa geodesi ITB angkatan 2005 (komandan tim) berangkat ke posko utama ITB d Pleret-Bantul dari posko ITB jogja di MediaNet. Siang itu, kita tunggu2an. Karena sudah kesorean, jadi hanya survey tempat yg tepat untuk pasang Water Purifier (WP) sembari meninjau tenda pengungsi di lapangan yg pada sakit tenggorokan gara2 minum air sumur tidak bersih. Desa Semail, Sewon, Bantul sebenarnya tidak jauh dari Pleret (paling 20menit). Tapi kenyataannya macet hingga kira2 1 jam! Aku terbengong2 dibuatnya…. pemandangan sepanjang Pleret-Sewon tampak komplit banget ! Bayangin..dari deretan reruntuhan rumah2, hingga mobil2 bagus & mulus antri jalan kayak siput.
Minggu pagi 4 Juni 06, pemasangan WP pertama kali. Nha, disinilah mulai muncul masalah sosial !Titik yg telah ditentukan kemarin ternyata kurang memenuhi syarat untuk instalasi WP. "Lho, apa tho syaratnya pak?”, "Ada sumur(sumber air) & ada listrik”, katanya. Tetapi pada kenyataannya…itu tidaklah cukup..masalah sosial juga jadi bahan pertimbangan yg menentukan. Akhirnya, dputuskan utk pasang WP di tembok samping rumah p.Sunu. Bagas (putra p.Sunu) dkk sbg karang taruna akan bertangung jawab meng-operate alat tsb karena Herman sudah men-training mereka. Kemudian foto untuk dokumentasi kita ambil & buat tanda terima WP.
Senin siang 5 Jun 06, aku dapat info 2 titik dari relawan posko ITB di dukuh Nogosari II, Wukir Sari, Imogiri, Bantul dan Kebon Agung perlu air brsih. Stlh tunggu2an antra berbondong2lah survey kesana (ada ngkali 12 orang) komplit dengan 2 WP skaligus. Perjalanan cukup jauh, maklum daerah rada terpencil (timur). Pemandangan di lokasi hhmm..hijau dimana2..ladang, nyiur mlambai.. berlatar-belakang pegunungan & bukit kehijauan, seolah gempa tak prnh singgah disitu. Hampir 2 jam di Wukor Sari, ngobrol dengan keluarga korban & pak dukuh Dalmuji, sementra teknisi keliling cari posisi titik pasang WP.
Eh, esok subuh aku dibangunkan oleh sms p.Dalmuji, menyatakan minta maaf menolak WP, mereka mengutamakan papan (=rmh) lebih dulu daripada bikin pengaman utk WP. Degg..!! Terhenyak aku..(mungkin karena belum komplit nyawaku subuh itu..jd kaget)..ya ya, ternyata hasil teknologi tidak selalu mampu memecahkan msalah sosial yg ada saat itu ya..!?.
Belajar dari pengalaman pertama dan pengalaman kedua akhirnya kita berpendapat bahwa WP itu sebaiknya di tempatkan di lokasi fasilitas umum seperti sekolah, mesjid, kelurahan, kecamatan. Selain dapat memenuhi kebutuhan air bersih warga sekitar, pemakaian terkontrol & keamanan terjaga. Makanya pagi itu Selasa, 6 Jun 06, setelah semlam si Ragil dapat titik d iKanggotan-Pleret-Bantul, Herman cs langsung melncur kesana utk pasang WP di mesjid Taqorrub. Aku baru siang kesitu untuk serah-terima. P’Wazim selaku ketua mesjid tsb sangat antusias sekali atas bntuan YBG.
Proses di desa Kanggotan termasuk cepat, karena sorenya kita bisa survey lokasi di desa Meresan, Kretek, jl. Paris km 22 (10 mnt dr situ sudah pntai parangtritis..) atas info temenku yg relawan jogja. Disana kita ketemu mbak Atun sbg contact personnya. Beberapa sumur warga banyak yg keruh, lumpurnya muncrat keatas. Akhirnya kita tentukan titik pasang WP di halaman teras rumah mbak Atun yg pipa kran airnya nyambung sumur terdekat, listrik dari dia juga. "
Lihat koleksi foto alumni ITB-77 bantu korban gempa di Jogja dengan alat pemurnian air
"Akhirnya sampai juga aku Bantul DIY, 5 unit WP (water purifier) milik YBG sampai dari Bandung Sabtu 3 Jun 06. Aku & Sandy mahasiswa geodesi ITB angkatan 2005 (komandan tim) berangkat ke posko utama ITB d Pleret-Bantul dari posko ITB jogja di MediaNet. Siang itu, kita tunggu2an. Karena sudah kesorean, jadi hanya survey tempat yg tepat untuk pasang Water Purifier (WP) sembari meninjau tenda pengungsi di lapangan yg pada sakit tenggorokan gara2 minum air sumur tidak bersih. Desa Semail, Sewon, Bantul sebenarnya tidak jauh dari Pleret (paling 20menit). Tapi kenyataannya macet hingga kira2 1 jam! Aku terbengong2 dibuatnya…. pemandangan sepanjang Pleret-Sewon tampak komplit banget ! Bayangin..dari deretan reruntuhan rumah2, hingga mobil2 bagus & mulus antri jalan kayak siput.
Minggu pagi 4 Juni 06, pemasangan WP pertama kali. Nha, disinilah mulai muncul masalah sosial !Titik yg telah ditentukan kemarin ternyata kurang memenuhi syarat untuk instalasi WP. "Lho, apa tho syaratnya pak?”, "Ada sumur(sumber air) & ada listrik”, katanya. Tetapi pada kenyataannya…itu tidaklah cukup..masalah sosial juga jadi bahan pertimbangan yg menentukan. Akhirnya, dputuskan utk pasang WP di tembok samping rumah p.Sunu. Bagas (putra p.Sunu) dkk sbg karang taruna akan bertangung jawab meng-operate alat tsb karena Herman sudah men-training mereka. Kemudian foto untuk dokumentasi kita ambil & buat tanda terima WP.
Senin siang 5 Jun 06, aku dapat info 2 titik dari relawan posko ITB di dukuh Nogosari II, Wukir Sari, Imogiri, Bantul dan Kebon Agung perlu air brsih. Stlh tunggu2an antra berbondong2lah survey kesana (ada ngkali 12 orang) komplit dengan 2 WP skaligus. Perjalanan cukup jauh, maklum daerah rada terpencil (timur). Pemandangan di lokasi hhmm..hijau dimana2..ladang, nyiur mlambai.. berlatar-belakang pegunungan & bukit kehijauan, seolah gempa tak prnh singgah disitu. Hampir 2 jam di Wukor Sari, ngobrol dengan keluarga korban & pak dukuh Dalmuji, sementra teknisi keliling cari posisi titik pasang WP.
Eh, esok subuh aku dibangunkan oleh sms p.Dalmuji, menyatakan minta maaf menolak WP, mereka mengutamakan papan (=rmh) lebih dulu daripada bikin pengaman utk WP. Degg..!! Terhenyak aku..(mungkin karena belum komplit nyawaku subuh itu..jd kaget)..ya ya, ternyata hasil teknologi tidak selalu mampu memecahkan msalah sosial yg ada saat itu ya..!?.
Belajar dari pengalaman pertama dan pengalaman kedua akhirnya kita berpendapat bahwa WP itu sebaiknya di tempatkan di lokasi fasilitas umum seperti sekolah, mesjid, kelurahan, kecamatan. Selain dapat memenuhi kebutuhan air bersih warga sekitar, pemakaian terkontrol & keamanan terjaga. Makanya pagi itu Selasa, 6 Jun 06, setelah semlam si Ragil dapat titik d iKanggotan-Pleret-Bantul, Herman cs langsung melncur kesana utk pasang WP di mesjid Taqorrub. Aku baru siang kesitu untuk serah-terima. P’Wazim selaku ketua mesjid tsb sangat antusias sekali atas bntuan YBG.
Proses di desa Kanggotan termasuk cepat, karena sorenya kita bisa survey lokasi di desa Meresan, Kretek, jl. Paris km 22 (10 mnt dr situ sudah pntai parangtritis..) atas info temenku yg relawan jogja. Disana kita ketemu mbak Atun sbg contact personnya. Beberapa sumur warga banyak yg keruh, lumpurnya muncrat keatas. Akhirnya kita tentukan titik pasang WP di halaman teras rumah mbak Atun yg pipa kran airnya nyambung sumur terdekat, listrik dari dia juga. "
Lihat koleksi foto alumni ITB-77 bantu korban gempa di Jogja dengan alat pemurnian air
<< Home